Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak Ruminansia

Sejak awal April 2022, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menjadi perhatian serius di kalangan peternak. PMK, yang juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD), adalah penyakit viral yang sangat menular dan menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, domba, kambing, dan bahkan hewan liar seperti gajah dan bison. Penyakit ini disebabkan oleh virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus.

Gejala Penyakit Mulut dan Kuku

Gejala PMK bisa kamu kenali dari beberapa tanda, seperti:

  • Luka atau lepuh di mulut, lidah, gusi, dan bibir hewan.
  • Lepuh juga bisa muncul di kuku, antara jari, dan di kuku belakang.
  • Hewan tampak lesu, demam, dan kehilangan nafsu makan.
  • Pada sapi perah, produksi susu bisa menurun drastis.
  • Hewan sering mengeluarkan air liur dan enggan bergerak karena sakit.

Bagaimana PMK Menular?

Virus PMK menular melalui beberapa cara, seperti:

  • Kontak langsung antar hewan yang terinfeksi, melalui droplet, leleran hidung, dan serpihan kulit.
  • Melalui udara, terutama di tempat yang padat hewan.
  • Kontaminasi melalui alat-alat peternakan, sisa makanan atau sampah yang terkontaminasi.
  • Kontak tidak langsung melalui manusia atau peralatan yang terkontaminasi.

Pencegahan Penularan dan Penyebaran Virus PMK

Pencegahan penularan dan penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak ruminansia memerlukan serangkaian langkah biosekuriti yang komprehensif.

Biosekuriti Barang

  • Pemusnahan Barang yang Terkontaminasi: Barang-barang yang terkontaminasi virus PMK harus dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus. Ini termasuk peralatan, pakaian, atau bahan lain yang telah bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi.
  • Dekontaminasi Barang yang Masuk Kandang: Semua barang yang masuk ke dalam kandang, termasuk peralatan dan bahan pakan, harus melalui proses dekontaminasi. Ini bisa dilakukan dengan desinfeksi, fumigasi, atau disinari dengan lampu ultraviolet untuk membunuh virus yang mungkin menempel.

Biosekuriti Kandang

  • Desinfeksi Kandang dan Lingkungan Sekitar: Kandang dan area sekitarnya harus didesinfeksi secara berkala. Ini termasuk membersihkan dan menyemprotkan disinfektan di lantai, dinding, dan peralatan kandang untuk menghilangkan virus.

Biosekuriti Karyawan Peternakan

  • Protokol Masuk Kandang: Karyawan yang akan masuk ke kandang harus melewati ruang semprot disinfektan. Mereka juga harus mengganti pakaian mereka dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, termasuk seragam, sepatu boot, dan masker, untuk mencegah penyebaran virus dari luar ke dalam kandang.

Biosekuriti Tamu Kunjungan

  • Prosedur untuk Tamu: Tamu yang mengunjungi kandang juga harus mengikuti protokol biosekuriti yang ketat. Ini termasuk mengganti pakaian dengan APD lengkap dan melewati prosedur biosecurity spraying, serta melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat disinfektan kandang.

Biosekuriti Kendaraan

  • Penyemprotan Kendaraan: Kendaraan yang masuk ke area peternakan harus disemprot dengan larutan disinfektan, terutama pada bagian ban dan bagian bawah kendaraan. Ini untuk mencegah virus yang mungkin menempel pada kendaraan masuk ke area peternakan.

Biosekuriti Ternak

  • Karantina Ternak Baru: Ternak yang baru datang harus ditempatkan di kandang karantina atau isolasi selama 14 hari. Selama periode ini, ternak harus diawasi secara intensif untuk gejala penyakit.
  • Pengamatan Intensif: Jika terdapat gejala klinis penyakit, hewan tersebut harus segera dipisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi untuk ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan.

Pengobatan dan Pengendalian Ternak

Pengobatan PMK pada ternak yang terinfeksi meliputi:

  • Pemotongan jaringan tubuh yang terinfeksi.
  • Terapi pada kaki yang terinfeksi dengan chloramphenicol atau larutan cuprisulfat.
  • Injeksi intravena preparat sulfadimidine.
  • Karantina hewan yang terserang penyakit.

Untuk pencegahan pada sapi yang sehat, dianjurkan:

  • Memberikan pakan yang cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Oleskan larutan Cuprisulfat 5% pada kaki hewan ternak yang sehat.

Tindakan Pertama Pada Kasus PMK

Jika terdapat kasus PMK, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melaporkan kasus tersebut.

Selain itu, pembuatan disinfektan efektif sangat penting. Virus PMK tidak tahan pada keadaan asam dan basa, sehingga disinfektan yang efektif bisa dibuat dari bahan-bahan seperti sodium hidroksida, sodium karbonat, asam sitrat, asam asetat, dan sodium hipoklorat.

Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak ruminansia memang perlu diwaspadai. Dengan mengenali gejala, cara penularan, dan melakukan langkah pencegahan yang tepat, kita bisa membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Jadi, buat kamu yang berkecimpung di dunia peternakan, tetap waspada dan jaga kesehatan hewan ternakmu, ya!

Comments are closed.